Gagal Atasi COVID-19, Donald Trump Setop Pendanaan bagi WHO
2 min readWashington – Amerika Serikat menyetop pendanaan bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjelaskan kebijakan tersebut dibuat karena WHO telah gagal dalam membendung penyebaran virus corona (COVID-19) di China.
“Kenyataannya adalah WHO gagal untuk mendapatkan, memeriksa, dan berbagi informasi secara tepat waktu,” kata Trump. “WHO gagal dalam tugas dasarnya dan harus bertanggung jawab.”
Trump, yang telah dituduh mengabaikan peringatan dari badan intelijennya tentang tingkat keparahan virus corona serta gagal bertindak tepat waktu, mengatakan WHO terlalu lamban dalam menyampaikan informasi tentang darurat kesehatan kepada masyarakat global. “Menghabiskan waktu yang berharga. Jumlah waktu yang luar biasa,” tegasnya.
Alasan lainnya, Trump menuduh WHO mengabaikan tentang larangan bepergian (travel warning) dan mengulangi propaganda Pemerintah China bahwa virus corona tidak dapat ditransfer dari orang ke orang. Karena itu, Trump pun mengancam Amerika Serikat akan keluar dari WHO. “Kita tidak pilihan selain melakukan itu,” ujarnya.
Perlu diketahui, Amerika Serikat merupakan penyumbang keuangan terbesar bagi WHO. Trump mengatakan bahwa negaranya telah mengirimkan dana bagi WHO sebesar US$ 500 juta setiap tahunnya. Namun, berdasarkan dokumen anggaran, sumbangan lebih mendekati US$ 100 juta per tahun. Akan tetapi, WHO belum memberikan tanggapan tentang hal ini.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta politisasi virus corona. Ia juga minta dukungan dunia karena terus menerus mendapat tekanan dari Presiden Trump.
“Amerika Serikat dan China harus bersama-sama dan melawan musuh berbahaya ini. Fokus dari semua partai politik harus menyelamatkan rakyat mereka. Harap jangan mempolitisasi virus ini,” ujarnya.
Berdasarkan data dari worldmeters per Rabu (15/4), Amerika Serikat berada di urutan pertama dalam jumlah kasus corona dengan angka 613.886 kasus. Adapun total kematiannya telah mencapai 26,047 jiwa.