Dua Buku Catatan Charles Darwin Hilang Selama 20 Tahun
2 min readInggris – Dua buku catatan milik Charles Darwin, ilmuwan penemu teori evolusi, telah dilaporkan hilang dari perpustakaan Universitas Cambridge. Ternyata, buku ini sudah dicuri sejak 20 tahun lalu.
Pihak universitas melaporkan permasalahan tersebut pada Oktober lalu. Setelah melakukan pencarian secara ektensif sejak awal tahun ini, mereka tidak menemukan dua buku catatan tersebut. Buku bersampul kulit merah, salah satunya berisi gambar pohon kehidupan naturalis yang terkenal tentang hubungan antar spesias, terakhir terlihat pada November 2020.
Saat itu, buku-buku tersebut dibawa ke studio sementara di halaman perpustakaan untuk difoto. Dua bulan kemudian, pihak kampus melakukan pemeriksaan rutin dan memastikan bahwa buku bernilai jutaan poundsterling itu hilang. Namun, pustakawan berasumsi mereka salah taruh di perpustakaan yang rak-raknya berukuran 210 kilometer, kira-kira jaraknya antara Cambridge dan Southampton.
Dr Jessica Gardner, yang telah menjabat sebagai direktur layanan di perpustakaan sejak 2017, mengatakan dalam program Today BBC Radio 4, “Saya dengan enggan menyimpulkan bahwa buku catatan ini mungkin telah dicuri.”
Jessica mengatakan dirinya sangat sedih dengan hilangnya kedua buku catatan tersebut. Untuk mencegah kembali terulangnya kasus serupa, pihak kampus kini meningkatkan keamanan yang jauh lebih menyuruh daripada 20 tahun lalu dan dilengkapi kamera pengawas di semua tempat.
“Kebijakan keamanan berbeda 20 tahun lalu. Hari ini, setiap benda penting yang hilang akan segera dilaporkan sebagai kemungkinan pencurian dan pencarian secara luas dimulai. Kami menyimpan semua koleksi berharga di bawah pengamanan paling ketat, di ruangan khusus yang kuat dan terkontrol iklim, memenuhi standar nasional,” katanya.
Buku-buku catatan tersebut yang hilang sekarang ada di daftar kehilangan seni nasional dan juga Psyche, nama yang diberikan ke pusat data karya curian milik Interpol.
Polisi Cambridgeshire mengimbau siapa pun yang memiliki informasi tentang benda tak ternilai tersebut untuk segera melaporkannya kepada pihak berwajib. “Saya harap publikasi seputar pencurian mengganggu ingatan seseorang dan mengarah pada informasi yang terungkap. Karena sejak buku-buku itu menghilang, informasi dari publik akan menjadi sangat penting untuk penyelidikan,” kata Sersan Sharon Burrell, perwakilan dari Kepolisian Cambridgeshire.
Dr Mark Purcell, wakil direktur riset di Cambridge, berharap buku-buku catatan itu akan dikembalikan, seperti barang dari Istana Lambeth London, yang dicuri selama Perang Dunia Ke-2 dan terungkap 40 tahun kemudian sebagai “konsekuensi dari krisis hati nurani yang hampir mati”. Dia pun memprediksi buku-buku tersebut tidak mungkin dapat dijual di pasar.
Universitas memilih untuk mengumumkan tentang hilangnya kedua buku catatan itu pada 24 November, yang dikenal sebagai Hari Evolusi. Sebab, pada 1859, Darwin meluncurkan pertama kalinya buku berjudul The Origin of Species.
Karya tersebut mencakup tentang pohon kehidupan yang lebih berkembang sempurna dibandingkan yang Darwin catat pada 22 tahun sebelumnya, di salah satu buku catatan yang hilang. Merujuk pada sketsa sebelumnya, Jim Secord, profesor sejarah dan filsafat sains emeritus di Cambridge, mengatakan buku catatan tersebut seperti menggambarkan isi pemikiran Darwin.
“Anda bisa merasakan dia mengerjakan ide-ide ini dengan kecepatan tinggi dan energi intelektual semacam itu menurut saya benar-benar disampaikan dalam buku catatan. Ini adalah sebuah tragedi bahwa salinan aslinya telah hilang,” ungkapnya.