Kelemahan Stan Van Gundy di Mata Gilbert Arenas
2 min readAmerika Serikat – Stan Van Gundy merupakan salah satu pelatih veteran yang dihormati di NBA. Meski dikenal sebagai juru taktik yang hebat, ternyata Stan tetap memiliki kelemahan.
Gilbert Arenas, mantan anak didik Stan di Orlando Magic pada periode 2010-2011, mengungkapkan bekas bosnya tersebut merupakan sosok yang profesional. “Saya mengamati bagaimana Stan berinteraksi dengan orang-orang. Tertawa, bercanda, dia pria yang baik,” ungkap Gilbert.
Sebelum mulai berlatih, Arenas meneruskan, Stan suka menceritakan tentang kemampuannya bermain golf. “Dia bersama teman-temannya, tertawa, bercanda, berbicara tentang ayunan golf. Dia sedang melatih gerakannya. Saat mencapai nol, ya Tuhan, orang itu berbalik,” kata Arenas.
Namun ada satu kelemahan Stan menurut Arenas. Stan tidak memiliki kemampuan berbicara terhadap orang-orang di luar lingkungan bola basket. “Permasalah Stan sebagai seorang pelatih adalah dia bukan orang biasa. Dia adalah pemain basket yang memahami orang-orang di lingkungan basket. Di luar gim, tidak ada kepribadian,” ungkapnya.
Kini, Stan merupakan pelatih New Orleans Pelicans. Dia dikontrak selama empat tahun. “Saya senang bergabung dengan tim berbakat seperti New Orleans Pelicans. Merupakan suatu kehormatan untuk bekerja sama dengan para pemain kami, Benson dan David Griffin, Trajan, staf mereka dan orang-orang hebat di New Orleans,” katanya.
Sebelum menjabat sebagai pelatih baru, Van Gundy sempat menjadi analis NBA di Turner Sports. Lebih jauh lagi, pelatih berusia 61 tahun ini telah memiliki pengalaman 12 tahun sebagai juru taktik dari 2003 hingga 2018. Selama kurun waktu tersebut, dia pernah menangani Miami Heats (2003-2006), Orlando Magic (2007-2012) dan Detroit Pistons (2014-2018).
Dari tiga klub tersebut, Van Gundy berhasil mengangkat potensi para pebasket muda. Sebut saya Dwyane Wade, Dwight Howard, dan Andre Drummond. Kini, Van Gundy akan menangani Lonzo Ball, Zion Williamson, Brandon Ingram, Jaxson Hayes, serta Nickeil Alexander Walker. “Saya tidak sabar untuk berbicara dengan para pemain dan memulai prosesnya,” kata Stan.