BTN Siap Kuasai Pasar Milenial
3 min readJakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. bersiap menguasai pasar hunian bagi milenial. Salah satu strategi yang dilakukan perseroan yakni meluncurkan aplikasi BTN Properti Mobile versi Android. Lewat aplikasi anyar ini, generasi Y dapat mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) lewat ponsel Android mereka.
Direktur Utama Bank BTN Pahala N. Mansury mengatakan perseroan melihat potensi besar dari generasi milenial yang belum memiliki rumah di Indonesia. Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut ada 81 juta orang di segmen generasi milenial yang belum memiliki rumah. Angka tersebut setara 31% dari jumlah populasi di Indonesia.
“Sebagai pemimpin pasar KPR di Tanah Air, kami akan terus berinovasi untuk menyediakan hunian yang mudah diakses dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Kali ini kami berinovasi dengan menyajikan aplikasi BTN Properti Mobile yang memberikan berbagai kemudahan berbasis teknologi bagi generasi milenial yang tech-savvy,” ujar Pahala dalam acara Peluncuran BTN Properti Mobile di Jakarta, Rabu (18/12).
Pahala menjelaskan ada berbagai fitur BTN Properti Mobile yang dapat dinikmati kaum milenial di Indonesia. Di antaranya, aplikasi tersebut memiliki fitur 4D Tour Services yang membuat penggunanya dapat melihat unit rumah tanpa harus ke lokasi. Fitur lain yang ditawarkan yakni tracking pengajuan kredit secara real time sehingga dapat mengetahui status permohonan kredit. Bank BTN juga menawarkan fasilitas booking/ fee payment melalui e-channel lewat aplikasi ini. Melalui aplikasi tersebut, pengguna juga dapat melihat kondisi fasilitas umum di sekitar unit rumah.
Calon debitur juga bisa mengajukan permohonan KPR secara online melalui aplikasi BTN Properti Mobile Apps ini dan juga melalui situs www.btnproperti.co.id. Adapun, dalam situs tersebut, calon debitur bisa memilih hunian dari 507.445 unit properti milik ± 1800 developer.
Dalam kesempatan yang sama, Bank BTN juga melakukan Relaunching Program KPR Gaeesss For Millenials dengan tampilan baru yang lebih menarik dan dapat diakses lewat aplikasi BTN Properti Mobile. Program KPR tersebut diracik sesuai dengan karakteristik kaum milenial yang menginginkan layanan yang dapat dengan mudah diakses dan cicilan yang terjangkau. “Melalui relaunching ini kami menekankan bahwa KPR Gaeesss tersebut merupakan KPR untuk milenial yang merupakan program dari Bank BTN yang memiliki pengalaman sejak lama di sektor pembiayaan perumahan di Indonesia,” jelas Pahala.
Pahala melanjutkan KPR Gaeesss For Millenials merupakan kredit untuk pemilikan hunian bagi kaum milenial berusia 21-35 tahun. Untuk KPR bagi kalangan muda ini, Bank BTN memberikan berbagai gimmick menarik di antaranya bebas biaya admin, suku bunga single digit, diskon provisi 50%, dan jangka waktu kredit hingga 30 tahun.
Bank BTN juga tidak mengikat para debitur dengan membebaskan mereka dari pengendapan dana. Perseroan juga menawarkan fasilitas berupa memasukkan biaya proses akad kredit KPR ke plafon kredit. Selain itu, program ini pun dapat di-bundling dengan KPR Zero yang meliburkan pembayaran pokok selama 2 tahun. KPR Gaeesss For Millenials ini pun bisa dinikmati tidak hanya di ibu kota, tapi juga di seluruh Indonesia.
Adapun, sejak resmi ditawarkan pada Oktober 2018 hingga November 2019, Bank BTN sukses mencatatkan penyaluran KPR Gaeesss senilai Rp 9,3 triliun. Nilai tersebut setara penyaluran untuk 27.593 unit hunian bagi kalangan milenial. “Kami membidik dengan relaunching KPR Gaeesss For Millenials dan launching aplikasi BTN Properti Mobile dapat meningkatkan penyaluran KPR tersebut mencapai kurang lebih Rp11 triliun,” kata Pahala.
Untuk menggarap kaum milenial, Bank BTN juga memiliki berbagai produk dan layanan perbankan berbasis teknologi seperti mobile banking dan internet banking. Perseroan juga menjadi bagian dari LinkAja untuk mempermudah transaksi menggunakan uang elektronik di ponsel. Sementara itu, hingga akhir November 2019, secara total Bank BTN mencatatkan penyaluran KPR secara keseluruhan mencapai Rp 190,15 triliun. Posisi tersebut tercatat naik 11,2% secara tahunan dari Rp171 triliun per November 2018.