December 4, 2024

Kuartal I/2019, BTN Catatkan Kredit Naik 19,57%

4 min read

Direktur Consumer Banking PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Budi Satria (kedua kanan) bersama Wakil Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida (tengah) bersalaman di sela pembukaan Financial Expo (FinExpo) dan Sundown Run 2019 di Jakarta, Sabtu (19/10).

Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menorehkan kinerja positif ditopang berbagai langkah optimalisasi yang dilakukan perseroan pada kuartal I/2019. Per 31 Maret 2019, bank pelat merah ini mencatatkan penyaluran kredit dan pembiayaan naik 19,57% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp 202,5 triliun pada triwulan I/2018 menjadi Rp 242,13 triliun.

Kenaikan positif pada penyaluran kredit dan pembiayaan Bank BTN tersebut juga masih berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Bank Indonesia (BI) merekam kredit perbankan secara nasional hanya naik di level 12% yoy per Februari 2019.

Direktur Utama Bank BTN Maryono mengungkapkan perseroan konsisten menggelar berbagai aksi strategis, kemitraan, dan promosi agar kian ekspansif dalam menyalurkan kredit. Meski tetap fokus dalam bisnis inti perseroan di bidang pembiayaan perumahan, Maryono berujar, pihaknya terus aktif memacu akselerasi kredit di sektor non-perumahan.

“Capaian penyaluran kredit kami pada kuartal I/2019 ini akan terus kami pacu hingga akhir tahun nanti, tentunya dengan tetap selektif dan fokus menjaga kualitas kredit,” jelas Maryono pada konferensi pers Paparan Kinerja Bank BTN per 31 Maret 2019 di Jakarta, Selasa (23/4).

Maryono menjelaskan kuatnya pertumbuhan kredit di Bank BTN tersebut bersumber dari lini sektor perumahan dan non-perumahan. Di sektor perumahan, kredit tercatat tumbuh 19,11% yoy dari Rp 184,46 triliun pada akhir Maret 2018 menjadi Rp 219,72 triliun di akhir Maret 2019. Permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi yang masih tinggi menjadi pendorong kuat kenaikan total kredit di segmen ini. Catatan keuangan Bank BTN merekam KPR Subsidi naik 28,87% yoy dari Rp 79,14 triliun per 31 Maret 2018 menjadi Rp101,99 triliun di periode yang sama tahun ini.

Per triwulan I/2019, KPR Non-Subsidi pun naik sebesar 14,37% yoy menjadi Rp 79,83 triliun. Dengan capaian tersebut, KPR emiten bersandi saham BBTN ini tumbuh sekitar 22,07% yoy menjadi Rp181,83 triliun pada 31 Maret 2019. Rapor hijau tersebut sukses menempatkan Bank BTN sebagai pemimpin pasar di segmen KPR dengan pangsa sebesar 39,35% per Desember 2018. Bank BTN juga masih menempati posisi puncak di pasar KPR Subsidi dengan pangsa sebesar 92,96% per 31 Maret 2019.

Kemudian, di segmen kredit perumahan, kredit konstruksi juga terpantau naik 8,96% yoy menjadi Rp 29,45 triliun pada akhir Maret 2019. Pada akhir bulan ketiga tahun ini, kredit perumahan lainnya tercatat telah disalurkan senilai Rp 8,44 triliun.

Di sektor kredit non-perumahan, Bank BTN juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 24,24% yoy. Kenaikan tersebut ditopang laju positif penyaluran kredit di segmen kredit konsumer dan kredit komersial yang naik masing-masing sebesar 25,53% yoy menjadi Rp 4,97 triliun dan 23,88% yoy menjadi Rp17,43 triliun per triwulan I/2019.

Meski terus menorehkan akselerasi pada kredit, Bank BTN tetap menjaga kualitas kredit dan pembiayaan selama tiga bulan pertama di 2019. Laporan keuangan Bank BTN menunjukkan per kuartal I/2019, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) nett perseroan berada di level 2%. Posisi tersebut jauh di bawah ambang batas atas NPL yang ditetapkan regulator sebesar 5%.

Pertumbuhan kredit Bank BTN juga mendorong kenaikan aset perseroan sebesar 16,47% yoy dari Rp 258,73 triliun pada triwulan I/2018 menjadi Rp 301,34 triliun. Nilai aset tersebut masih mengukuhkan predikat Bank BTN sebagai bank dengan aset terbesar kelima di Indonesia. Penyaluran kredit juga mendukung perolehan pendapatan bunga Bank BTN yang naik 21,69% yoy dari Rp 5,27 triliun menjadi Rp 6,42 triliun per akhir Maret 2019. Dengan pendapatan bunga tersebut, laba bersih Bank BTN per Maret 2019 menjadi senilai Rp 723 miliar.

Sementara itu, di tengah kondisi likuiditas secara nasional yang tumbuh terbatas, Bank BTN tetap mampu mencatatkan kinerja positif pada penghimpunan dana masyarakat. Per 31 Maret 2019, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun BBTN mencapai Rp 215,82 triliun atau naik 10,98% yoy dari Rp 194,48 triliun di periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut pun berada di atas rata-rata kenaikan DPK di industri perbankan nasional. BI merekam DPK perbankan nasional hanya naik sebesar 5,8% yoy pada Februari 2019.

“Kami akan terus berfokus menghimpun dana masyarakat untuk menopang ekspansi kredit. Penghimpunan dana tersebut juga difokuskan pada peningkatan berbagai produk tabungan dengan cost of fund yang rendah,” jelas Maryono.

Di lini bisnis syariah, Bank BTN juga tetap mengalami pertumbuhan positif. Per kuartal I/2019, Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN mencatatkan akselerasi positif pada penyaluran pembiayaan dan penghimpunan DPK yang naik masing-masing sebesar 19,33% yoy menjadi Rp 22,43 triliun dan 15,72% yoy menjadi Rp 21,66 triliun. Dengan kenaikan bisnis tersebut, aset UUS Bank BTN terakselerasi sebesar 19,41% yoy menjadi 27,84 triliun pada triwulan I/2019. Kinerja bisnis unit bisnis ini juga menyumbang perolehan laba bersih UUS Bank BTN senilai Rp 30,29 miliar per kuartal I/2019.

Capaian Positif Program Satu Juta Rumah

Sebagai agen Program Satu Juta Rumah, Bank BTN juga terus berupaya menjangkau masyarakat untuk memiliki rumah yang terjangkau. Hingga kuartal I/2019, Bank BTN telah menyalurkan kredit perumahan untuk 207.317 unit rumah atau senilai Rp 22,65 triliun.

Jumlah unit tersebut terdiri atas 150.064 unit rumah KPR Subsidi senilai Rp 9,62 triliun dan 57.253 unit KPR Non-Subsidi senilai Rp13,02 triliun. Realisasi ini setara 25,91% dari target unit yang ditetapkan perseroan pada 2019. Adapun, pada akhir 2019 nanti, BBTN mengincar dapat menyalurkan kredit perumahan untuk 800.000 unit rumah.

“Kami terus berkomitmen mendukung Program Satu Juta Rumah. Kami yakin dengan langkah ekspansif dalam memacu kredit akan mampu mencapai target Program Satu Juta Rumah yang mencapai 800.000 unit pada akhir tahun nanti,” jelas Maryono.