Kinerja Terus Bertumbuh, DanaRupiah Resmikan Kantor Baru
3 min readJakarta – Bisnis PT Layanan Keuangan Berbagi (DanaRupiah), perusahaan Financial Technology Peer to Peer (P2P) Lending, terus meningkat signifikan di dorong tingginya permintaan karena masih banyaknya masyarakat yang tidak terjangkau layanan perbankan. Merespon pertumbuhan tersebut, DanaRupiah memindahkan kantornya ke lokasi yang strategis di kawasan Kuningan, DBS Tower pada hari ini, Rabu (22/1/2020), untuk menunjang kinerja perusahaan demi memberikan layanan terbaiknya bagi masyarakat Indonesia.
Presiden Direktur DanaRupiah, Entjik S. Djafar, menyatakan perusahaan mencatat perkembangan yang signifikan dalam nilai penyaluran pinjaman dan sumber daya manusia sejak didirikan pada Januari 2018. Dengan memindahkan kantor usaha ke kawasan strategis, diharapkan mendorong keberlangsungan pertumbuhan kinerja perusahaan sehingga memberikan kontribusi positif bagi peminjam (borrower) maupun pemberi pinjaman (lender).
“Kami bersyukur DanaRupiah terus menorehkan prestasi dalam perjalanannya yang baru memasuki tahun kedua ini. Dengan berada di kantor baru, kami semakin percaya diri dalam menghadapi tantangan dan akan memaksimalkan segala peluang pada tahun 2020 ini untuk menjadi salah satu perusahaan fintech P2P lending terpercaya di Indonesia,” kata Entjik saat peresmian kantor baru, di Jakarta, Rabu (22/1).
Sejak awal terdaftar hingga akhir 2019, DanaRupiah telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 5,7 triliun, dan pinjaman outstanding per Desember 2019 mencapai Rp 489 miliar. Adapun total peminjam yang disetujui mencapai 4 juta orang. Lebih dari 307 transaksi yang mengajukan pinjaman setiap jamnya atau setara dengan 5 transaksi setiap menitnya. Tingkat Keberhasilan Pengembalian dalam 90 hari (TKB90) mencapai 100%.
DanaRupiah memaksimalkan tiga layanan sebagai bentuk komitmennya untuk untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia, yakni pinjaman tunai, pinjaman produktif, serta pinjaman untuk pelatihan dan pendidikan.“Seiring tingginya kebutuhan masyarakat akan akses keuangan yang belum terjangkau institusi keuangan formal, menjadi peluang besar bagi pelaku Fintech P2P Lending untuk terus meningkatkan layanannya. Dari ketiga layanan itu, DanaRupiah menargetkan pinjaman kepada sektor produktif termasuk pendidikan mencapai 25% dari total pinjaman perusahaan,” tutur Entjik.
Head of Business Development DanaRupiah Christine Tandeans mengatakan untuk mendorong pembiayaan produktif, DanaRupiah merambah pembiayaan ke luar Pulau Jawa. Hingga akhir 2019, penyaluran pinjaman di luar Jawa menembus angka Rp 96 miliar, salah satunya melalui bekerja sama dengan PT Karya Bangun Informasi untuk pembiayaan petani jagung (Productive Loan) di Sulawesi Utara.
DanaRupiah terus melakukan edukasi dan sosialiasi mengenai manfaat Fintech P2P Lending dengan bekerja sama dengan sejumlah pihak salah satunya dengan Lembaga Pendidikan HACKTIV8. Tujuannya demi memudahkan akses pendidikan kepada masyarakat dengan biaya rendah per bulannya.
Sebagai perusahaan Fintech P2P Lending, DanaRupiah dalam praktek bisnisnya bekerjasama dengan sejumlah institusi agar memenuhi regulasi, seperti dengan Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI) untuk E-KYC dan tandatangan digital, dan dengan PT Kredit Biro Indonesia Jaya untuk credit scoring, serta sejumlah perbankan seperti BPD Bali dan BPR untuk penyebaran jangkauan penyaluran pinjaman.
Entjik menjelaskan untuk tahun 2020, DanaRupiah menargetkan penyaluran pinjaman mencapai Rp 9,6 triliun atau meningkat 82% dari posisi akhir 2019. Hal tersebut didorong dengan masih tingginya permintaan masyarakat yang belum terjangkau institusi keuangan formal.
“Dengan tata kelola perusahaan yang profesional dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kami percaya DanaRupiah dapat merealisasikan target penyaluran pinjaman Rp 9,6 triliun. Meningkatnya target penyaluran juga membuktikan bahwa DanaRupiah terus bertumbuh dan dipercaya oleh masyarakat Indonesia sebagai solusi keuangan,” katanya.
Selain membidik penyaluran pinjaman, DanaRupiah juga tengah memproses perizinan dari OJK pada tahun ini. Entjik berharap izin tersebut segera didapatkan perusahaannya. Adapun DanaRupiah sudah terdaftar sebagai perusahaan fintech P2P lending oleh OJK pada Juni 2018. “Kami berharap izin dari OJK dapat diperoleh dalam waktu dekat ini, karena saat ini tengah berproses. Adanya izin tersebut akan menambah nilai positif bagi DanaRupiah,” ujarnya.
Berdasarkan data OJK hingga November 2019, total penyaluran pinjaman dari Fintech Lending mencapai Rp 74 triliun, meningkat 228% secara year to date (ytd). Rekening lender (pemberi pinjaman) juga meningkat 185,13% menjadi 591.662 entitas. Begitu juga rekening borrower (peminjam) bertambah 295,58% menjadi 17.244.998 entitas.