Asosiasi Pengguna Jasa Dukung Penyesuaian Tarif Peti Kemas di Tanjung Priok
3 min readJakarta – Penyesuaian tarif Lift on Lift ( Lo-Lo) dan penumpukan peti kemas (storage) yang mulai berlaku di Tanjung Priok pada 15 April 2021 ini telah mendapat dukungan dari asosiasi pemilik barang dan pengguna jasa pelabuhan. Selain perubahan tarifnya relatif rendah, sejumlah pelabuhan seperti di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya telah menaikkan tarifnya di tahun 2020 Febuari lalu.
Ketua Umum BPP GINSI, Capt. Subandi mengatakan bahwa pihaknya sudah menyetujui penyesuaian tarif Lo-Lo dan storage di Tanjung Priok. Subandi beralasan, dalam penyesuaian tarif ini Pelindo II telah menghapus biaya cost recovery sebesar Rp 75.000/box yang selama ini harus dibayar pemilik barang. Selain itu tarif progresif storage diturunkan maksimal hanya 600%, bukan lagi 900%.
“GINSI menyetujui penyesuaian tarif itu karena usulan kami terkait penghapusan biasa cost recovery dan tarif progresif juga dipenuhi oleh Pelindo II. GINSI berharap penyesuaian tarif ini akan meningkatkan investasi dan kualitas layanan kepada pelanggan di Tanjung Priok,” jelas Capt. Subandi.
Adil Karim, Ketua ALFI DKI Jakarta, mengungkapkan bahwa asosiasinya turut menandatangani persetujuan penyesuaian tarif Lo-Lo dan storage peti kemas ekspor-impor pada tahun 2019. Kesepakatan itu diteken oleh kepengurusan ALFI lama yang saat itu diketuai oleh Widijanto.
“ALFI DKI Jakarta sudah menyetujui dan ikut menandatangani kesepakatan perubahan tarif Lo-Lo dan storage peti kemas di Tanjung Priok,” ungkap Adil.
Dalam penjelasannya, Dini Endiyani, SFVP Komunikasi Korporasi Kantor Pusat IPC sebelum penyesuaian tarif per 15 April ini, setiap pemilik peti kemas Lo-Lo untuk peti kemas ukuran 20 kaki sudah membayar Rp 262.500 per box. Biaya itu terdiri dari Rp 187.500 ditambah cost recovery Rp 75.000 per box. Sehingga dengan tarif baru, untuk peti kemas 20’, hanya terdapat selisih Rp 23.000 per box (8,7%).
Pelindo II juga memangkas tarif progresif. Jika sebelumnya terhadap peti kemas dengan masa tiga hari penumpukan dan seterusnya dikenakan tarif maksimal 900%, pada struktur tarif baru diturunkan, maksimal hanya hanya 600%. Pelindo II juga akan menghilangkan biaya cost recovery Rp 75.000 per box yang selama ini dibebankan kepada pemilik barang.
Dini mengatakan bahwa tarif Lo-Lo peti kemas berukuran 20 kaki yang sebelumnya Rp 187.500/box menjadi Rp 285 500/box. Sementara Lo-Lo untuk peti kemas 40 kaki akan menjadi Rp 428.250/box dari sebelumnya Rp 281.300/bok.
Adapun tarif dasar storage dari Rp 27.200/box/hari untuk peti kemas 20 kaki menjadi Rp 42.500/box/hari. Sedangkan untuk peti kemas 40 kaki yang sebelumnya Rp 54.400/box/hari menjadi Rp 85.000/bok/hari.
Menurut Dini, keputusan penyesuaian tarif Lo-Lo dan storage peti kemas internasional (ekspor-impor) sudah mendapatkan persetujuan dari Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dan rekomendasi dari Kemenko Maritim dan Investasi (Marvest).
Asosiasi Pengguna Jasa Pelabuhan yg tercantum dalam Permen Permenhub No 121 Tahun 2018 PM No 121 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan No 72 tahun 2017 tentang Jenis, Struktur Golongan dan Mekanisme Penetapan Tarif Jasa Kepelabuhanan yaitu Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) DKI Jakarta, Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia (GPEI) DKI Jakarta, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) juga telah menyepakati penyesuaian tarif tersebut.
“Pada 23 Feb 2021 Kemenko Marvest telah mengeluarkan rekomendasi mengenai penyesuaian tarif peti kemas internasional di pelabuhan Priok itu kepada Kementerian Perhubungan. Kemudian pada 8 Maret 2021 telah terbit persetujuan Menteri Perhubungan untuk penaikan tarif tersebut,” ungkap Dini.
Ia juga menyampaikan bahwa penyesuaian tarif di Priok ini didasari karena sejak tahun 2008 belum pernah ada perubahan tarif, dan sesungguhnya kenaikan ini tidak signifikan.
Saat ini di pelabuhan Tanjung Priok terdapat lima pengelola terminal peti kemas internasional (ekspor-impor) yakni; Jakarta International Container Terminal (JICT), TPK Koja, New Priok Container Terminal One (NPCT-1), Terminal Mustika Alam Lestari (MAL) dan Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok.