December 20, 2024

Pembangunan Infrastruktur Dorong Harga Properti Karawang

2 min read
Taruma City

Taruma City

Karawang – Harga properti di wilayah Karawang, Jawa Barat, diperkirakan akan terus menanjak sejalan dengan penyelesaian berbagai infrastruktur di wilayah tersebut. Saat ini, Karawang tetap menjadi tujuan para investor untuk mengembangkan basis produksinya di Indonesia.

Rina Irawan, General Manager Sales & Marketing Taruma City, mengatakan, dampak pembangunan infrastruktur dan tingginya laju investasi di kawasan industri Karawang juga terasa pada proyek hunian. Selama tiga tahun terakhir, harga properti hunian di kawasan ini tumbuh rata-rata 15 – 20 persen per tahun.

“Di proyek Taruma City permintaan terhadap hunian tetap tumbuh positif ditengah situasi ekonomi yang dinamis saat ini. Harga properti di Karawang juga terus melaju, ini yang membuat permintaan pasar terus tumbuh positif,” kata Rina Irawan melalui keterangan resmi di Karawang, Rabu (16/10).

Berdasarkan data Disnakertrans Karawang, hingga tahun 2018 terdapat 13.756.358 hektar luas lahan yang dialokasikan sebagai lahan industri. Sementara jumlah pabrik yang beroperasi di kabupaten ini mencapai 1.762 pabrik, meliputi ; pabrik swasta sebanyak 787, PMDN 269, PMA 638, dan Joint venture sebanyak 58 pabrik.

“Sebagai kota industri terbesar di Indonesia, Karawang merupakan lokasi strategis untuk memiliki properti. Proyek tol Jakarta-Cikampek elevated yang akan beroperasi tahun ini akan semakin menambah daya tarik kawasan Karawang,” imbuh Rina.

Infrastruktur di Karawang akan semakin lengkap dengan beroperasinya kereta api cepat Jakarta-Bandung di tahun 2020. Salah satu stasiun kereta cepat tersebut berada di wilayah Karawang yang padat penduduk dengan tingkat ekonomi yang sangat baik. Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) Karawang paling tinggi di Jawa Barat yakni Rp 4.234.010.

Untuk mengoptimalkan potensi pertumbuhan ekonomi di Karawang, PT Agung Podomoro Land kembali meluncurkan produk terbaru di Karawang Barat yaitu kluster Mariposa. Cluster ini dibangun di kawasan Taruma City yang memiliki total area seluas 5,6 hektare dan berdekatan dengan pusat kota dan pusat Pemerintahan Karawang.

Menurut Rina, kelas menengah di wilayah Karawang dan sekitarnya yang terus bertumbuh menjadi salah satu target pasar cluster Mariposa. Selain itu kalangan ekspatriat yang juga terus bertambah, seiring meningkatnya investasi asing di wilayah ini, juga membutuhkan hunian yang nyaman dan terintegrasi dengan berbagai fasilitas modern.

“Mariposa berada di kawasan Taruma City yang akan menjadi CBD baru di Karawang. Dengan arus investasi yang terus meningkat di kawasan ini, kami optimis permintaan hunian juga akan terus tumbuh,” katanya.

Tahun ini satu lagi kawasan industry baru hadir di Karawang yaitu Karawang New Industry City Tenants di Karawang (KNIC), yang dibangun oleh perusahaan asal China yaitu China Fortune Land Development (CFLD). Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa kawasan industri itu dibangun dengan investasi senilai USD 300 juta dan ditargetkan mampu menciptakan 4.000 lapangan pekerjaan baru.

“KNIC mampu menarik investasi hingga USD 100 juta dari enam perusahaan yang telah berkomitmen menjadi tenant-nya. Investor tersebut antara lain berasal dari China, Taiwan, Jepang dan Indonesia,” ungkap Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian beberapa waktu lalu.