Misinformasi Nikotin Hambat Perokok Dewasa Akses Produk Rendah Risiko
2 min readJakarta – Selama ini, nikotin kerap dianggap sebagai salah satu zat berbahaya dalam rokok yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan, padahal faktanya tidak. Lantaran mengandung nikotin, produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin juga sering dicap sama berbahayanya dengan rokok. Faktanya, produk-produk alternatif ini memiliki profil risiko lebih rendah daripada rokok.
Akademisi Kesehatan Masyarakat di Universitas Auckland, Selandia Baru, Marewa Glover, mengungkapkan informasi yang keliru terhadap nikotin menjadi penghalang utama bagi perokok dewasa untuk beralih ke produk tembakau alternatif yang memiliki risiko lebih rendah daripada rokok.
“Pemahaman keliru tentang nikotin telah membuat sebagian perokok dewasa enggan menggunakan produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin,” papar Marewa dalam diskusi virtual bertajuk “Framework Convention on Tobacco Control, Challenges and Prospects for WHO” baru-baru ini.
Sebagai informasi, organisasi penelitian kanker independen dari Inggris, Cancer Research UK, menyebutkan bahwa nikotin bukan pemicu utama atas penyakit yang berkaitan dengan merokok. Bukan juga penyebab utama kanker.
Hal tersebut diperkuat oleh data National Cancer Institute Amerika Serikat yang mengungkapkan bahwa TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik pemicu kanker. Dari sekitar 7 ribuan bahan kimia yang ada di dalam asap rokok, 2 ribu diantaranya terdapat pada TAR. Maka, zat kimia berbahaya yang menyebabkan penyakit berbahaya terkait kebiasaan merokok adalah TAR akibat pembakaran, bukan nikotin.
“Perokok dewasa perlu diberikan edukasi dalam penerapan produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko (daripada rokok) untuk beralih dari kebiasaannya. Dengan demikian, hal ini dapat mempercepat penurunan penyakit yang berhubungan dengan merokok,” lanjut Marewa.
Koordinator Corporación Acción Técnica Social Kolombia, platform layanan pengurangan risiko tembakau, Maria Alejandra Medina, menjelaskan produk tembakau alternatif berpotensi menjadi solusi untuk menekan penyakit yang berkaitan dengan merokok. Sebab, sebagian produk tersebut memanfaatkan sistem pemanasan sehingga risikonya lebih rendah dibandingkan proses pembakaran pada rokok.
“Pendekatan pengendalian tembakau yang menerapkan pengurangan risiko tembakau seperti produk tembakau alternatif dapat dioptimalkan pemerintah dalam mengurangi prevalensi merokok,” ujar Maria yang juga menjadi panelis dalam diskusi ini.
Pada kesempatan berbeda, Peneliti dari Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB), Mohammad Khotib, menyarankan agar produk tembakau alternatif menjadi pilihan bagi perokok dewasa yang selama ini kesulitan untuk berhenti dari kebiasaannya. Dengan beralih ke produk ini, potensi risiko kesehatan mereka dapat berkurang dibandingkan dengan lanjut merokok.
“Menghalangi orang untuk tidak merokok akan berat sekali, sehingga salah satu cara yang bisa digunakan adalah memanfaatkan produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko. Hal ini bisa digunakan untuk mengurangi kesehatan yang ditimbulkan,” jelas Khotib.