Efek Lockdown, Bank Sentral Inggris Prediksi Perekonomian Terancam Turun 11%
1 min readInggris – Kebijakan Pemerintah Inggris untuk kembali melakukan lockdown diprediksi akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonominya. Gubernur Bank Sentral Inggris (Bank of England), Andrew Bailey, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Inggris akan turun 11%.
Tak hanya itu, akibat merosotnya pertumbuhan ekonomi, angka pengangguran diprediksi juga akan meningkat, yang dari sebelumnya 1,5 juta menjadi 2,6 juta. Untuk memperbaiki keadaan, bank sentral berencana untuk segera memompa dana darurat senilai 150 miliar Poundsterling.
“Kami di sini melakukan segalanya yang kami bisa untuk mendukung rakyat negara ini. Kami akan melakukannya dengan cepat,” tegas Bailey.
Inggris, Bailey melanjutkan, belum pernah mengalami gangguan ekonomi separah ini. “Bahkan kemudian, angka-angka ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal skala,” ungkapnya.
Anggota Parlemen, Troy Steve Baker, mengatakan dirinya sangat menentang kebijakan lockdown. Sebab, dampak yang ditimbulkan terhadap perekonomian sangat besar. “Jika ingin mengakhiri lockdown ini dan semua kerugiannya, kita harus mematuhinya. Situasinya hampir menjadi lebih serius bagi mata pencaharian masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, memprediksi perekonomian Inggris baru akan membaik pada 2022 mendatang. Namun ekonom senior Inggris di Capital Economis, Ruth Gregory, prediksi tersebut terlalu optimistis. “Pandangan kami adalah bahwa dibutuhkan waktu hingga 2023 bagi perekonomian untuk kembaku ke tingkat sebelum pandemi,” ujarnya.