Menteri Sandiaga Dukung Konsep Ecotourism di Kebun Raya Bogor
3 min readBogor – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyambut positif rencana pengelola Kebun Raya Bogor, PT Mitra Natura Raya (MNR), yang akan segera mengujicobakan konsep ecotourism. Hal tersebut disampaikan Sandiaga seusai jalan santai bersama Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Abdullah Azwar Anas dan 11 kepala daerah yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, kemarin (3/9)
Sandiaga mengatakan konsep ecotourism mengedepankan aspek konservasi hingga edukasi. Dengan begitu, masyarakat yang berkunjung tidak hanya berwisata menikmati keasrian Kebun Raya Bogor, namun juga memperoleh edukasi. “Saya ucapkan terima kasih kepada pengelola yang terus menampung aspirasi masyarakat agar Kebun Raya Bogor ini dijaga dari segi keberlanjutannya namun juga membuka peluang masyarakat mendapatkan berkesempatan wisata dan edukasi,” kata Sandiaga.
PT MNR memenangkan beauty contest pengelolaan empat kebun raya, yaitu Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, dan Kebun Raya Eka Karya Bali pada 2019 lalu. Dalam kurun tiga tahun terakhir ini, PT MNR melakukan pembenahan dan inovasi sehingga fungsi kebun raya dalam edukasi dan wisata dapat berjalan optimal sekaligus mendukung tiga fungsi lainnya, yaitu konservasi, penelitian serta jasa lingkungan.
Sejumlah terobosan yang telah dilakukan oleh PT MNR diantaranya adalah perbaikan dalam pengelolaan tiket masuk kebun raya dengan menerapkan sistem elektronik, dari yang sebelumnya konvensional (manual). Saat ini tiket masuk ke kebun raya dilakukan secara terintegrasi dan penjualannya bisa dilakukan melalui online www.kebunraya.id. Sebanyak 18 toilet umum yang ada di kebun raya sudah dibenahi. Kini tidak ada lagi pungutan toilet dalam upaya meningkatkan fungsi pelayanan publik di empat kebun raya.
Terhadap aset-aset tumbuhan, PT MNR telah melakukan revitalisasi sejumlah taman-taman tematik agar dapat memanjakan kebutuhan pengunjung di kebun raya. PT MNR juga menggandeng UMKM, penampilan budayawan lokal, dan ilustrator terbaik di Indonesia untuk bekerja sama dalam mengembangkan merchandise, yang diharapkan dapat menggerakan roda perekonomian di sekitar kebun raya.
Pada 2021, PT MNR menghadirkan sarana edukasi dan wisata malam pertama serta terbesar di Indonesia yang bernama Glow. Dengan menggunakan area sekitar 3% dari total luas Kebun Raya Bogor yang mencapai 87 hektar, program Glow menghadirkan Taman Pandan, Taman Meksiko, Taman Akuatik, Taman Astrid, Lorong Waktu, dan Ecodome. Khusus Taman Astrid, pada area ini menceritakan tentang sejarah terbentuknya Kebun Raya Bogor hingga sampai sekarang menjadi wilayah konservasi dan pusat penelitian alami yang memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu botani dan farmasi.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menjelaskan program Glow memiliki nilai edukasi yang tinggi dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat masa kini. Dengan metode komunikasi yang adaptif sesuai perkembangan zaman saat ini, BRIN berharap Kebun Raya Bogor dapat menjadi tujuan dan rujukan bagi anak-anak muda. Tidak hanya berwisata, namun lebih jauh lagi untuk memahami akar budayanya serta meningkatkan kecintaannya terhadap lingkungan alam.
“Sesuai regulasi, fungsi kebun raya meliputi konservasi, penelitian, edukasi, wisata, dan jasa lingkungan. Program Glow yang dijalankan PT MNR telah meliputi fungsi edukasi dan pendidikan serta tetap mendukung BRIN untuk menjalankan tiga fungsi lainnya sehingga amanat yang ditetapkan oleh pemerintah pusat tetap terjaga,” kata Handoko.
Untuk menjalankan fungsi konservasi, Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya BRIN berperan sebagai pengelolanya. Adapun Deputi Infrastruktur melalui Direktorat Laboratorium dan Kawasan Sains dan Teknologi BRIN untuk mengelola laboratorium penelitian, serta Deputi Infrastruktur melalui Direktorat Koleksi berperan untuk pemeliharaan koleksi.
“Kami memiliki komitmen yang sama dengan masyarakat bahwa Kebun Raya Bogor ini adalah aset bangsa yang harus selalu dijaga dan dapat dioptimalkan untuk kemajuan masyarakat. Karena itu terobosan dan inovasi harus terus dilakukan tanpa meninggalkan akar budaya yang ada,” tegas Handoko.